Masohi - Masih dalam rangkaian kegiatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Masohi melakukan Ziarah dan Tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Masohi, Rabu (09/08). Kegiatan Ziarah dan Tabur Bunga merupakan salah satu agenda yang setiap tahunnya dilaksanakan untuk mengenang kembali jasa para pahlawan yang telah gugur untuk memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia. Berlokasi di TMP Kota Masohi, kegiatan yang diawali dengan Upacara ini di hadiri oleh seluruh Pejabat Struktural, Pejabat Fungsional, Staf, Pengamanan serta Ibu-Ibu Dharma Wanita dan bertindak sebagai Inspektur Upacara, Kepala Rutan Kelas IIB Masohi.
Upacara yang dipimpin oleh Yusuf Mukharom, Kepala Rutan ini bertujuan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Arwah Para Pahlawan sekaligus mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan. Setelah selesai upacara, kegiatan selanjutnya adalah peletakan karangan bunga dan tabur bunga di tempat peristirahatan terakhir para Pahlawan.
Kepala Rutan mengatakan bahwa ziarah dan tabur bunga yang dilaksanakan hari ini selain sebagai agenda setiap tahun Kemenkum HAM RI, namun dijadikan Nilai Kepahlawanan sebagai modal sosial untuk kemudian diimplementasikan dan didayagunakan dalam mengatasi berbagai permasalahan, sehingga semangat kepahlawanan seperti cinta tanah air, rela berkorban, pantang menyerah, suka menolong dan sebagainya menjadi sumber motivasi, modal untuk mengatasi berbagai masalah sekaligus memacu guna mewujudkan tujuan dan harapan bersama. “Mari kita maknai bersama perjuangan para pahlawan dan mewujud-nyatakan perjuangan mereka dalam kehidupan bersama, suka bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas, ” ajak Yusuf.
Dijelaskannya, para Pahlawan mampu bekerja keras dengan hati yang tulus ikhlas demi dan untuk memperoleh sebuah Kemerdekaan bagi Negara Tercinta ini. Dalam kehidupan nyata, banyak orang melakukan sebuah aktifitas kerja hanya kerja. Berharap dengan kerja keras yang dilakukan bisa menghasilkan sesuatu yang besar. Nyatanya tidak seperti itu, kerja keras hanya sekedar kerja bukan menjadi hal yang bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa jikalau tidak didukung dengan cara yang cerdas dan hati yang ikhlas.
Kerja cerdas merupakan satu tingkat lebih tinggi daripada kerja cerdas. Kerja cerdas tidak hanya mengandalkan fisik atau tenaga yang kuat melainkan adanya peran otak dalam berpikir untuk mengambil suatu tindakan secara lebih efisien dan efektif. Kerja cerdas menggeser titik tumpu agar hasil yang didapat menjadi lebih maksimal dengan tenaga yang dikeluarkan secara efisien. “Bisa dilihat ketika kita melakukan kerja cerdas, kita akan menyimpan sebuah energi lebih. Sehingga kelebihan energi bisa dialokasikan kepada aktivitas lainnya yang lebih optimal. Bapak/Ibu Pegawai Rutan Masohi yang melakukan kerja cerdas, akan lebih cepat mendapatkan suatu hasil kerja yang maksimal, ” urai Yusuf.
Baca juga:
Cerita Rakyat Kecil di Balik Covid 19
|
Sementara itu, kerja ikhlas merupakan kerja keras dan kerja cerdas dengan menyertakan sikap ikhlas dan niat yang ikhlas. Keikhlasan adalah perbuatan yang sifatnya kerelaan hati atau merelakan dengan tulus mengharapkan Ridho Allah SWT semata. “Para pahlawan saja, mereka rela gugur di-medan pertempuran di tengah peperangan. Mereka ikhlas berjuang mengorbankan diri mereka untuk sesuatu yang dapat kita rasakan sampai saat ini yaitu Kemerdekaan. Saya mengajak Bapak/Ibu sekalian, mari kita belajar dari sikap ikhlas para pahlawan untuk bekerja dengan ihlas atau kerelaan hati dan atas Ridho Allah SWT semua itu dapat menghasilkan sesuatu yang baik bagi Rutan Masohi maupun diri kita sendiri. Dan orang yang kerja ikhlas, yaitu seseorang bekerja dengan tenang, membuang energi negatif sehingga tidak akan mudah marah, selalu bahagia atas pekerjaan yang dilakukan serta ikhlas tanpa mengharapkan imbalan dari orang lain, ” tutupnya.